[Tugas bahasa indonesia] Makalah Diksi
MAKALAH
DIKSI
(Makalah Disusun untuk Memenuhi Nilai Ujian Akhir
Semester Mata Kuliah Bahasa Indonesia)
Dosen Pengampu:
Silvia Ratna Juwita, M.Pd.
Oleh:
Amanda Gustian 20190502122
Azhar Revi Kendyarto 20190401205
Fanni Violita Andriyanto 20191002101
Farel Saptaputra Firmansyah 20191002061
Raga Anugrah Widodo 20191002116
Ravael Thyo Soriton 20190502028
Vina Rahmadani Putri Adisah 20191002094
UNIVERSITAS ESA UNGGUL KAMPUS
HARAPAN INDAH
2019
DAFTAR ISI
Halaman
Judul................................................................................................ i
Daftar
Isi.........................................................................................................
ii
Daftar
Tabel....................................................................................................
iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................
1
1.1
Latar
Belakang Masalah.......................................................................
1
2.1
Rumusan
Masalah................................................................................
2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................
3
2.1 Pengertian..............................................................................................
3
2.2 Jenis Diksi.............................................................................................
4
2.3 Fungsi Diksi..........................................................................................
8
2.4 Peran Diksi dalam Karangan Ilmiah.....................................................
8
2.5 Pilihan Kata dan Penggunaan Diksi......................................................
10
2.6 Penggunaan yang Tepat dan Tidak Tepat dalam
Kalimat.................... 11
2.7 Kata Umum dan Kata Khusus...............................................................
13
2.8 Penggunaan Kata Umum dan Kata Khusus...........................................
16
BAB III PENUTUP.........................................................................................
20
3.1
Simpulan...............................................................................................
20
3.2
Saran.....................................................................................................
22
DAFTAR
PUSTAKA......................................................................................
23
DAFTAR TABEL
Tabel
1.1..........................................................................................................
15
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Alasan kenapa menulis karangan ilmiah dengan judul
DIKSI. Karena diksi merupakan pemilihan kata dan kejelasan lafal untuk
memperoleh suatu bahasa lisan dan tulisan. Pilihan kata atau diksi bukan hanya
soal pilih-memilih kata, melainkan lebih mencakup bagaimana pengaruh kata
tersebut terhadap makna dan informasi yang ingin disampaikan. Pemilihan kata
tidak hanya digunakan dalamberkomunikasi namun juga digunakan dalam bahasa
tulis (jurnalistik). Dalam bahasa tulis pilihan kata (diksi) mempengaruhi
pembaca mengerti atau tidak dengan kata-kata yang
penulispilih.Pemilihankataataudiksiyangdigunakandalamkehidupansehari-haribaik
dalam segimakna dan relasi,gaya bahasa,ungkapan,kata kajian,katapopularkata
sapaan dan kata serapan.
Diksi dalam praktik berbahasa mempersoalkan kesanggupan
sebuah kata yang dapat menimbulkan gagasan yang tepat pada imajinasi pembaca
atau pendengarnya. Kosa kata merupakan bagian daridiksi.Ketepatan diksi dalam
suatu karangan merupakan hal yang tidak dapat diabaikan karena ketidaktepatan
penggunaan diksi pasti akan menimbulkan ketidakjelasan makna.
Fungsi Pilihan kata atau Diksi adalah untuk memperoleh
keindahan guna menambah daya ekspresivitas. Maka sebuah kata akan lebih jelas,
jika pilihan kata tersebut tepat dan sesuai. Ketepatan pilihan kata bertujuan
agar tidak menimbulkan interpretasi yang berlainan antara penulis atau
pembicara dengan pembaca atau pendengar, sedangkan kesesuaian kata bertujuan
agar tidak merusak suasana. Selain itu berfungsi untuk menghaluskan kata dan
kalimat agar terasa lebih indah. Dan juga dengan adanya diksi oleh pengarang
berfungsi untuk mendukung jalan cerita agar lebih runtut mendeskripsikan tokoh,
lebih jelas mendeskripsikan latar waktu, latar tempat, dan latar sosial dalam
cerita tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun perumusan masalah yang akan dibahas adalah
sebagai berikut:
1.
Apakah pengertian diksi?
2.
Apa saja jenis-jenis diksi?
3.
Apa fungsi diksi suatu dalam
penulisan karya ilmiah?
4.
Bagaimana peran diksi dalam
karya ilmiah?
5.
Bagaimana pilihan kata dan
penggunaan diksi?
6.
Bagaiman penggunaan yang tepat
dan tidak tepat dalam kalimat?
7.
Apa saja syarat – syarat
kesesuaian diksi?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Menurut Gorys Keraf definisi diksi
dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
1.
Diksi adalah pilihan kata atau mengenai
pengertian kata-kata mana yang digunakan untuk menyampaikan suatu gagasan,
penggungkapan yang tepat, dan gaya penyampaian kata yang lebih baik sesuai
situasi.
2.
Diksi merupakan
kemampuan membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna dari gagasan yang
disampaikan dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai dengan situasi,
serta nilai dari suatu rasa yang dimiliki kelompok masyarakat, pendengar, dan
pembaca.
Menurut Widyamartaya:
Menurut Widyamartaya definisi diksi adalah kemampuan seseorang
dalam membedakan secara tepat suatu nuansa-nuansa makna yang tepat dengan
gagasan yang disampaikannya, dan kemampuan tersebut yang sesuai dengan kehendak
dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki kelompok masyarakat dan pendengar
atau pembaca.
Menurut internet:
Diksi adalah
suatu pilihan kata pembicara ataupun penulisis dalam menggambarkan cerita yang
dibuatnya. Akan tetapi yang dimaksud dengan Diksi bukan hanya pilihan kata saja
, tapi bisa juga diartikan sebagai pernyataan untuk mengungkapkan sebuah
gagasan maupun mengungkapkan suatu cerita yang meliputi persoalan seperti pada
gaya bahasa, ungkapan gagasan, dan lain-lain.
2.2 Jenis Diksi
Diksi
merupakan salah satu cara yang digunakan pengarang dalam membentuk karya sastra
agar dapat dipahami pembaca atau pendengar. Ketepatan pemilihan kata akan
berpengaruh dalam pikiran pembaca tentang isi karya sastra, jenis diksi menurut
Keraf, (2008: 89-108) adalah sebagai berikut:
a) Denotasi adalah konsep dasar yang didukung oleh suatu kata (makna
itu menunjuk kepada konsep, referen atau ide). Denotasi juga merupakan batasan
kamus atau definisi utama sesuatu kata, sebagai lawan daripada konotasi atau
makna yang ada kaitannya dengan itu. Denotasi mengacu pada makna yang
sebenarnya. Berikut ini contoh denotasi yang diambil dari salah satu kutipan:
pada
rubrik Padhalangan di media massa
Dasamuka ora bisa
bangga, awake kaya didhadhung kenceng sing saya suwe saya njiret awake.
Artinya: ‘Dasamuka tidak berdaya, raganya seperti diikat kencang
yang semakin lama semakin menjerat’.
b) Konotasi adalah suatu jenis makna kata yang mengandung arti
tambahan, imajinasi atau nilai rasa tertentu. Konotasi merupakan kesan-kesan
atau asosiasi-asosiasi, dan biasanya bersifat emosional yang ditimbulkan oleh
sebuah kata di samping batasan kamus atau definisi utamanya. Konotasi mengacu
pada makna kias atau makna bukan sebenarnya. Berikut ini contoh konotasi yang
diambil dari salah satu kutipan pada rubrik Padhalangan dimedia massa.
Ngakua mumpung durung tak potheng-potheng bathangmu.
Artinya: ‘Mengakulah sebelum badanmu aku potong-potong’.
c) Kata abstrak adalah kata yang mempunyai referen berupa konsep, kata
abstrak sukar digambarkan karena referensinya tidak dapat diserap dengan panca
indra manusia. Kata-kata abstrak merujuk kepada kualitas (panas, dingin, baik,
buruk), pertalian (kuantitas, jumlah, tingkatan), dan pemikiran (kecurigaan,
penetapan, kepercayaan). Kata-kata abstrak sering dipakai untuk menjelaskan
pikiran yang bersifat teknis dan khusus. Berikut ini contoh kata abstrak.
Lurusing ati lan murnining budi iku rerenggan urip kang sayekti.
Artinya: ‘Lurusnya hati dan murninya budi adalah perhiasan hidup
yang sesungguhnya’.
d) Kata konkrit adalah kata yang menunjuk pada sesuatu yang dapat
dilihat atau dirasakan oleh satu atau lebih dari pancaindra. Kata-kata konkrit
menunjuk kepada barang yang aktual dan spesifik dalam pengalaman. Kata konkrit
digunakan untuk menyajikan gambaran yang hidup dalam pikiran pembaca melebihi
kata-kata yang lain. Berikut ini contoh kata konkrit yang diambil dari salah
satu kutipan geguritan yang bertema pengalaman pada media massa.
Obah ingering jinantra donya, datan siwah lan rodha kreta.
Artinya: ‘Berubahnya roda dunia tidak berbeda dengan roda kereta’.
e) Kata umum adalah kata yang mempunyai cakupan ruang lingkup yang
luas. Kata-kata umum menunjuk kepada banyak hal, kepada himpunan, dan kepada
keseluruhan. Berikut ini contoh kata umum.
Wit-witan sing maune ngrembuyung kebak gegodhongan saiki garing,
amarga diobong dening manungsa.
Artinya: ‘Pohon-pohon yang tadinya rindang, berdaun lebat, sekarang
kering, karena dibakar oleh manusia’.
f)
Kata khusus adalah
kata-kata yang mengacu kepada pengarahan-pengarahan yang khusus dan konkrit.
Kata khusus memperlihatkan kepada objek yang khusus. Berikut ini contoh kata
khusus.
Kabeh padha ngayunake donga nyenyuwun supaya Ridwan tinampa Gusti
Allah lan di papanake ana papan sing murwat.
Artinya: ‘Semua memanjatkan do’a supaya Ridwan diterima Allah dan
ditempatkan di tempat yang pantas’.
g) Kata ilmiah adalah kata yang dipakai oleh kaum terpelajar, terutama
dalam tulisan-tulisan ilmiah.
h) Kata populer adalah kata-kata yang umum dipakai oleh semua lapisan
masyarakat, baik oleh kaum terpelajar atau oleh orang kebanyakan. Berikut ini
contoh kata-kata populer.
Ana ing donya iki sing nduweni kuwasa mung Gusti Allah
Artinya: ‘Di dunia ini yang mempunyai kekuasaan hanyalah Allah’
i)
Jargon adalah kata-kata
teknis atau rahasia dalam suatu bidang ilmu tertentu, dalam bidang seni,
perdagangan, kumpulan rahasia, atau kelompok-kelompok khusus lainnya. Berikut
ini contoh kata-kata jargon yang diambil dari salah satu kutipan artikel pada
media massa bertopik kesehatan.
Teh mujudake sumber alami kafein, teofilin lan zat anti-oksida sing
jenenge katekin, kanthi kadar lemak, karbohidrat utawa protein meh nol persen.
Artinya: ‘Teh menunjukkan sumber alami kafein, teofilin dan zat
anti-oksida yang bernama katekin, dengan kadar lemak, karbohidrat atau protein
hampir nol persen.’
j)
Kata slang adalah
kata-kata nonstandard yang informal, yang disusun secara khas, bertenag dan
jenaka yang dipakai dalam percakapan, kata slang juga merupakan kata-kata yang
tinggi atau murni. Berikut ini contoh kata slang.
Jebule Doni kuwi isih gaptek babagan computer
Artinya: ‘Ternyata Doni masih gaptek tentang komputer’
k) Kata asing ialah unsur-unsur yang berasal dari bahasa asing yang
masih dipertahankan bentuk aslinya karena belum menyatu dengan bahasa aslinya.
Berikut ini contoh kata asing.
Wektu iki aku pacaran karo bocah sing miturutku alim, nganggo busana
muslim lan yen rembugan alus, ora yak-yakan.
Artinya: ‘Sekarang saya berpacaran dengan anak yang menurutku alim,
memakai busana muslim, dan jika berkata halus, tidak senang bermain’.
l)
Kata serapan adalah kata
dari bahasa asing yang telah disesuaikan dengan wujud atau struktur bahasa
Indonesia. Berikut ini contoh kata serapan.
Kembang peparinge wong tuwa sing ginadhang ngrenggani kedhatoning
kalbu.
Artinya: ‘Bunga pemberian orang tua yang diharapkan menghiasi
kerajaan hati’.
Tarigan (1985: 61) mengemukakan bahwa ragam konotasi dibagi menjadi
dua macam, yaitu konotasi baik dan konotasi tidak baik.
2.3 Fungsi Diksi
a.
Membuat orang yang
membaca atau pu mendengar karya sastra menjadi lebih faham mengenai apa yang
ingin disampaikan oleh pengarang.
b.
Membuat komunikasi
menjadi lebih efektif dan efesien.
c.
Melambangkan ekspresi
yang ada dalam gagasan secara verbal (tertulis atau pun terucap).
d.
Membentuk ekspresi atau
pun gagasan yang tepat sehingga dapat menyenangkan pendengar atau pun
pembacanya.
e.
Menjadi lambing ekspresi
yang ada pada suatu gagasan.
2.4 Peran Diksi dalam Karangan Ilmiah
a)
Karangan ilmiah merupakan
komunikasi antara penulis dan pembaca.Agar komunikasi itu efektif dan efisien,
maka seorang penulis perluberhat-hati dalam memilih kata, sehingga pembaca
mampumencerna kata atau rangkaian kata yang digunakan penulis
untukmengungkapkan gagasannya.
b)
Dalam memilih kata ini, seorang
penulis harus memperhatikan hal-hal yang menjadi syarat dari diksi,
syarat-syarat itu ialah:
i. Ketepatan dimaksudkan sebagai pemilihan kata yang dapatmewakili
gagasan penulis dengan benar, sehingga tidak terjadiperbedaan tafsir antara
penulis dengan pembaca.
ii. KesesuaianKesesuain diartikan sebagai pilihan kata yang cocok denagn
konteks,seperti situasi pemakaian, sasaran penulis, dan lain-lain.
Contoh:
1)
Kata Kamu, Anda,dan Saudara,
merupakan kata-kata yang bersinonim, yaitu kata yang digunakanuntuk menyebut
lawan bicara, tetapi bukanlahsinonim mutlak. Nilai-nilai social
menjadikanketiga kata itu memiliki nuansa yang berbeda.Seperti :
2)
Saya sama besar dengan kamu
3)
Saya sama besar dengan anda
4)
Saya sama besar dengan saudara
2.5 Pilihan Kata dan Penggunaan Diksi
1. Kata dari
dan daripada
Contoh:
a.
Kertas itu terbuat dari kayu
jati (keterangan asal)
b.
Peristiwa itu timbul dari peristiwa
seminggu yang lalu (keterangan sebab)
c.
Buku itu ditulis dari
pengalamanya selama di Jerman (menyatakan alasan)
2. Kata pada
dan kepada
Contoh:
1.
Buku catatan saya ada pada
Astuti (pengantar keterangan)
2.
Saya ketemu dengan dia pada
suatu sore hari. (keterangan waktu)
3. Kata di dan
ke
Contoh:
a.
Atik sedang berada di luar
kota (fungsi kata depan di)
b.
Di saat usianya suadah lanjut,
orang itu semakin malas belajar (keterangan waktu)
4. Kata dan dan
dengan
Contoh:
1)
Ayah dan Ibu pergi ke Jakarta
kemarin
2)
Ibu memotong kue dengan pisau
5. Kata antar
dan antara
Contoh:
a.
Kabar ibu belum pasti,antara
benar dan tidak (menyataan pemilihan)
b.
Dia akan tiba antara jam 04.00
sampai jam 06.00 (jangka waktu)
2.6 Penggunaan yang tepat dan tidak tepat dalam kalimat
Ketepatan adalah kamampuan sebuah
kata untuk menimbulkan gagasan yang sama pada imajinasi pembaca atau pendengar,
seperti yang dipikirkan atau dirasakan oleh penulis atau pembicara, maka setiap
penulis atau pembicara harus berusaha secermat mungkin memilih kata-kata untuk
mencapai magsud tertentu. Ketepatan tidak akan menimbulkan salah paham.
Ada beberapa yang perlu diperhatikan
dalam pemilihan kata untuk mencapai ketepatan pilihan katanya, yaitu:
1.
Membedakan secara cermat
denotasi dan konotasi. Dari kedua kata yang mempunyai makna yang mirip satu
sama lain ia harus menetapkan mana yang akan dipergunakannya untuk mencapai
madsudnya. Kalau hanya pengertian dasar yang diinginkannnya, ia harus memilih
kata yang denotatif, kalau ia menghendaki reaksi emosional tertentu, ia harus
memilih kata konotatif sesuai dengan sasaran yang akan dicapainya itu.
2.
Membedakan dengan cermat
kata-kata yang hampir bersinonim. Kata-kata bersinonim tidak selalu memiliki
distribusi yang saling melengkapi. Sebab itu, penulis atau pembicara harus
hati-hati memilih kata dari sekian sinonim yang ada, untuk menyampaikan apa
yang diinginkannya, sehingga tidak timbul interpretasi yang berlainan.
3.
Membedakan kata-kata yang mirip
dalam ejaannya. Bila penulis sendiri tidak mampu membedakan kata-kata yang
mirip ejaannya itu, maka akan membawa akibat yang tidak diinginkan, yaitu salah
paham. Kata-kata yang mirip dalam tulisannya itu misalnya : bahwa-bawah-bawa,
proposisi-preposisi, korparasi-koperasi, dan sebagainya.
4.
Hindarilah kata-kata ciptaan
sendiri. Bahasa selalu tumbuh dan berkembang sesuai dengan perkembangan
masyarakat. Pemkembahan bahasa pertama-tama tampak dari pertambahan jumlah kata
baru. Namun hal itu tidak berarti bahwa setiap orang boleh menciptakan kata
baru seenaknya. Kata baru biasanya muncul untuk pertama kali karna dipakai oleh
orang-orang terkenal atau pengarang terkenal. Bila anggota masyarakat lainnya
menerima kata itu, maka lama-kelamaan kata itu akan menjadi milik masyarakat.
Neologisme atau kata baru atau penggunaan sebuah kata lama dengan makna dan
fungsi yang baru termasuk dalam kelompok ini.
5.
Waspadalah terhadap penggunaan
akhiran asing, terutama kata-kata asing yang mengandung akhiran asing tersebut.
Perhatikan penggunaan : idiom-idiomatic, progres-progresif, kultur-kultural,
dan sebagainya.
6.
Membedakan pemakaian kata
penghubung yang berpasangan secara tepat.
Pasangan yang tepat
Pasangan yang tidak tepat
antara.....dengan.....
antara....dan....
tidak.....melainkan.....
tidak.....tetapi....
baik.....ataupun.....
baik....maupun.....
bukan.....tetapi.....
bukan....melainkan....
7.
Kata kerja yang menggunakan
kata depan harus digunakan secara idiomatis : ingat akan bukan ingat terhadap;
berharap, berharap akan, mengharapkan bukan mengharap akan; berbahaya,
berbahaya bagi, membahayakan sesuatu bukan membahayakan bagi sesuatu; takut
akan, menakuti sesuatu (lokatif).
8.
Untuk menjamin ketepatan diksi,
penulis atau pembicara harus membedakan kata umum dan kata khusus. Kata umum
digunakan untuk mengungkapkan gagasan atau ide yang umum, sedangkan kata khusus
digunakan untuk seluk beluknya atau perinciannya. Kata khusus lebih tepat
menggambarkan sesuatu dari pada kata umum.
9.
Memperhatikan perubahan makna
yang terjadi pada kata-kata yang sudah dikenal.
10.
Memperhatikan kelangsungan pilihan
kata.
Semua butir dikemukakan dan sudah
dibicarakan kecuali nomor (7), (8), (9), (10).
2.7 Kata Umum dan Kata Khusus
Pada
umumnya ketepatan lebih baik memilih kata khusus daripada kata umum. Kata umum
dan kata khusus harus dibedakan dari kata Denotatif dan Konotatif. Kata
konotatif dibedakan berdasarkan maknanya. Kata umum dan kata khusus dibedakam
berdasarkan luas tidaknya cakupan norma yang dikandungnya. Sedangkan sebuah
kata yang mengacu kepada suatu hal atau kelompok yang luas bidang lingkupnya
disebut Kata Umum.
Kata Khusus
(1). Nama Diri
Pada
umumnya nama diri adalah istilah yang paling khusus, sehingga menggunakan
kata-kata tersebut tidak akan menimbulkan salah paham. Nama diri tidak boleh
disamakan dengan kata arti denotative. Kata khusus memang pada dasarnya
memiliki denotasi yang tinggi tingkatnya, tetapi dalam perkembangan waktu nama
diri dapat menimbulkan konotasi tertentu. Bahwa kata yang paling khusus itu
tidak menimbulkan salah paham dalam pengarahannya, akan tetapi dapat menimbulkan
konotasi yang berlainan dalam perkembangan waktu. Jadi kata khusus dapat
bersifat denotatif maupun bersifat konotatif.
(2). Daya Sugesti Kata Khusus
Kata
– kata yang kongkret dan khusus menyajikan lebih banyak informasi kepada para
pembaca. Informasi yang jauh lebih banyak sehingga tidak mungkin timbul salah
paham. Kata khusus juga memberikan sugesti yang jauh lebih dalam.
Kalimat
– kalimat di bawah ini :
Gelandangan itu tertatih – tatih sepajnjang trotoar itu
Orang miskin itu berjalan perlahan – lahan
sepanjang trotoar itu
Kedua kalimat diatas di pergunakan untuk mendeskripsikan hal yang
sama di alami pembicara namun kalimat kedua menimbulkan efek yang tidak
mendalam seperti kalimat pertama. Kata
yang tepat akan jauh lebih efektif, bila di bandingkan dengan pilihan kata yang
kurang tepat.
Kata Umum
(1)
Gradasi Kata Umum
Semakin
umum sebuah kata, semakin sulit pula mencapai titik pertemuan antara penulis
dan pembaca. Sebuah kata benda seperti anjing
misalnya akan menimbulkan daya khayal yang berbeda antara penulis dan pembaca.
Sesungguhnya perbedaan antara yang khusus dan yang umum bagaimanapun juga akan
selalu bersifat relatif.
Coba perhatikan skema relasional
dari kata – kata di bawah ini:
Tabel 1.1
Sangat Umum
|
Kurang Umum
|
Lebih Khusus
|
Sangat Khusus
|
Binatang olahragawan
|
Anjing pemain bola
|
Herder gelandang tengah
|
Nero Ali
|
Tumbuh – tumbuhan
|
Pohon
|
Pohon asam
|
Pohon asam di belakang rumah saya
|
Penjahat
|
Pencuri
|
Pencopet
|
Orang yang mencopet dompet saya
|
Kendaraan
|
Mobil
|
Sedan
|
Sedan mercedez milik pak Ali
|
Seperti tampak skema di atas, kata –
kata di dalam kolom tengah lebih khusus sifatnya bila di bandingkan dengan kata
– kata di sampingnya, tetai masih lebih umum bila di bandingkan dengan kat –
kata yang berada di kolom paling kanan.
(2). Kata – Kata Abstrak
Kata
– kata abstrak kita hadapi pada waktu mendengar atau membaca kata kata yang menyatakan generalisasi. Banyak
kosakata terbentuk akibat dari konsep yang tumbuh dalam pikiran kita, bukan
mengacu pada hal yang kongkret. Kata – kata seperti kepahlawanan, kebajikan, keluhuran, kepercayaan, kebahagiaan, keadilan,
dan sebagainya, akan menimbulkangagasan yang berlainan pada tiap orang.Hal
yang di wakilinya di gambarkan karena referensinya itu tidak bisa di serap oleh
panca indera manusia.
2.8 Penggunaan Kata Umum dan Kata Khusus
Dengan
menggunakan persoalan – persoalan yang menyangkut kata umum dan kata khusus yang
dijelaskan di atas tidaklah berarti kata – kata umum tidak boleh mendapatkan
tempat dalam tulisan – tulisan yang baik sama sekali tidak! Kata – kata yang
umum tetap di perlukan untuk pengabstraksian, generasi, pengategorian
pengalaman – pengalaman manusia, terutama dalam tulisan – tulisan yang
ekspositoris. Pengertian – pengertian yang umum perlu mendapatkan penjelasan
yang lebih lanjut untuk memerlukan pengembangan dan kongkrit dan khusus pula.
Semakin besar suatu hal yang di nyatakan suatu istilah yang umum, makin besar
pula keharusan untuk memberikan perincian – perinciannya. Dalam hal ini sering
pikiran – pikiran itu akan menjadi jelas bila di gandengkan dengan istilah –
istilah yang tepat, kongkret, dan khusus.
Akan tetapi kata khusus tertentu
makna pemakaiannya lebih mudah di pahami. Perhatikan kalimat – kalimat berikut:
1.
Di kebun bunga milik BU Soraya
terdapat berbagai macam bunga. Di sanaaku bisa melihat keindahan bunga mawar,
melati, anggrek, matahari dan lain – lain.
2.
Setiap malam aku mengecek
peralatan sekolah yang harus di bawa besok seperti: buku pelajaran, buku tulis,
pensil, penghapus, bolpoin, dan penggaris.
Kata
bunga merupakan kata umum. Mawar, melati,
anggrek, matahari merupakan kata khusus. Begitupula, kata peralatan sekolah merupakan kata umum. Buku pelajaran, buku tulis, pensil,
penghapus, bolpoin,dan penggaris merupakan kata khusus.
Penggolongan tersebut didasarkan pada
arti yang di cangkup setiap kata. Perhatikan uraian di bawah ini.
Bunga : jenis tanaman terindah
Mawar : bunga yang berbau harum, memiliki aneka warna
berbentuk kelopak
Melati : bunga berbau harum berwarna putih
Anggrek : bunga yang indah dan hidup sebagai epifit
a.
Syarat – syarat Kesesuaian
Diksi
Bahasa di dunia ini slalu mengalami
perubahan dan perkembanga dari waktu ke waktu. Tingkat perubahan yang di alami
tiap Bahasa tergantung dari berbagai macam faktor:
1.
Kebutuhan untuk menyerap
teknologi yang baru yang belum di miliki
2.
Tingkat kontak dengan bangsa –
bangsa lain di dunia
3.
Kekayaan budaya asli yang di
miliki penutur bahasanya.
Walaupun ada unsur – unsur baru yang
selalu muncul dan ada unsur – unsur yang lenyap dari pemakaian, serta ada unsur
– unsur yang mengalami pergeseran dan perubahan makna. Di samping itu unsur –
unsur Bahasa yang di kuasai dan di kenal di seluruh anggota masyarakat Bahasa,
ada juga unsur Bahasa yang terbatas penuturnya. Unsur – unsur itu dikenal sebagai
macam nama :slang, jargon, Bahasa daerah/
unsur daerah.
Kata – kata yang termasuk di kelompok
ini harus di gunakan secara hati – hati agar tidak merusak suasana. Sebab itu
ada beberapa hal yang di ketahui setiap penulis atau pebicara, agar kata – kata
yang di pergunakan tidak menganggu suasana, dan tidak menimbulkan ketegangan
antara penulis dan pembicara.
Syarat – syarat tersebut adalah:
1.
Hindarilah sejauh mungkin
Bahasa atau unsur substandar dalam suatu situasi yang formal
2.
Gunakanlah kata –kata ilmiah
dalam situasi yang khusus saja.
Dalam situasi yang umum hendaknya
penulis dan pembicaran mempergunakan kata – kat popular.
3.
Hindarilah jargon dalam tulisan untuk pembaca umum
4.
Penulis atau pembicara sejauh
mungkin menghindari pemakaian kata – kata slang
5.
Dalam penulisan jangan
menggunakan kata percakapan
6.
Hidarilah ungkapan – ungkapan
usam (idiom yang mati)
7.
Jauhkan kata – kata atau Bahasa
yang artifisial.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Menurut
beberapa ahli diksi sangat dibutuhkan dalam suatu makalah, dalam bentuk pilihan
kata, gagasan, dan gaya bahasa untuk menyampaikan kepada pembaca dan pendengar.
Ada beberapa
jenis diksi antara lain denotasi, konotasi, kata abstrak, kata konkret, semua
itu sangat berfungsi dalam penggunaan kalimat dan bahasa.
Adapun beberapa
fungsi diksi yang sangat bermanfaat antara lain:
a.
Membuat orang yang
membaca atau pu mendengar karya sastra menjadi lebih faham mengenai apa yang
ingin disampaikan oleh pengarang.
b.
Melambangkan ekspresi
yang ada dalam gagasan secara verbal (tertulis atau pun terucap).
c.
Membentuk ekspresi atau
pun gagasan yang tepat sehingga dapat menyenangkan pendengar atau pun
pembacanya.
Peran diksi
dalam karangan ilmiah merupakan komunikasi antara penulis dan pembaca agar
efektif dan efesien.
Si penulis
harus memperhatikan hal-hal yang menjadi syarat untuk diksi. Penggunaan diksi
yang tepat dan tidak tepat dalam kalimat. Ketepatan adalah kemampuan sebuah
kata untuk menimbulkan gagasan yang sama pada imajinasi pembaca atau pendengar
dipergunakan untuk mencapai maksud suatu bacaan.
Menulis sebuah karangan baik fiksi maupun
ilmiah sangat penting di butuhkan persyaratan tertentu. Persyaratan itu antara
lain:
1.
Seseorang harus mampu memilih kata – kata yang tepat
2.
Harus mampu menggunakan kamus yang ada
3.
Harus luas mempunyai kosakata.
4.
Seseorang penulis harus mampu menggunakan maksud
dengan gaya Bahasa yang cocok dan tepat.
Pilihan kata
mencakup pengertian kata yang di pilih untuk menyampaikan gagasan dengan tepat.
Pemilihan didasarkan pada pembentukan kelompok – kelompok kata yang tepat untuk
mengungkapkan gagasan – gagasan dan gaya yang tepat untuk situasi tertentu.
Pilihan kata merupakan kemampuan yang membedakan secara tepat dari gagasan –
gagasan yang akan di sampaikan dan untuk menemukan bentuk yang sesuai situasi
nilai rasa masyarakat. Kosa kata yang banyak dan memahami makna kosakata dengan
benar.
1. Diksi atau pilhan
kata adalah kemampuan membedakan secara tepat nuansa makna dari gagasan yang
ingin disampaikan dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai (cocok)
dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki kelompok masyarakat pendengar.
2. Pilihan kata yang
tepat dan sesuai hanya dimungkinkan oleh penguasa sejumlah besar kosa kata atau
perbendaharaan kata itu.
3. Diksi berfungsi
sebagai alat agar tidak terjadi kesalahpahaman antara pembaca atau penulis
terhadap pendengar atau pembaca dalam berkomunikasi.
4. Diksi memiliki
beberapa syarat-syarat ketepatan agar menimbulkan imajinasi yang sesuai antara
pembicara dan pendengar.
5. Fungsi diksi secara
umum ialah agar masyarakat dapat berkomunikasi dengan baik dan benar agar
terhindar dari salah penafsiran dan kesalahpahaman antara pembicara/penulis
dengan pendengar/pembaca.
6. Gaya bahasa atau
langgam bahasa dan sering juga disebut majas adalah cara penutur mengungkapkan
maksudnya.
7. Dalam bahasa standar
(bahasa baku) dapatlah dibedakan menjadi : Gaya bahasa resmi, gaya bahasa tak
resmi, dan gaya bahasa percakapan.
Menurut
Moeliono, Idiom adalah ungkapan bahasa yang artinya tidak secara langsung dapat
dijabarkan dari unsur-unsurnya. Sedangkan menurut Badudu, idiom adalah bahasa
yang teradatkan. Oleh karena itu, setiap kata yang membentuk idiom berarti di
dalamnya sudah ada kesatuan bentuk dan makna.
3.2 Saran
Menurut saran dari kelompok dua kita harus mengetahuai jelas terlebih
dahulu pilihan kata atau kalimat untuk mengerjakan beberapa tugas dan materi.Penulis
mendapatkan pengalaman yang sangat berharga dalam pembuatan makalah ini
mengenai pengetahuan diksi (pilihan kata).Penulis menyarankan kepada semua
pembaca untuk mempelajari pengolahan kata dalam membuat kalimat. Dengan
mempelajari diksi diharapkan mahasiswa dan mahasiswi memiliki ketetapan
dalam menyampaikan dan menyusun suatu gagasan agar yang disampaikan mudah
dipahami dengan baik.
DAFTAR
PUSTAKA
Juwita, Silvia
Ratna, dkk. (2019).
Bahasa Indonesia.Jakarta:
Universitas Esa Unggul.
Keraf, Gorys (2007). Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama.
Triningsih, Diah Erna (2009). Diksi (Pilihan Kata). Klaten.: PT Intan Pariwara.
Juwita, Silvia Ratna. (2019). “Bahasa
Indonesia” dalam https://.......; diunduh pada 7 Oktober 2019; 08.00 WIB.
https://www.maxmanroe.com/vid/umum/pengertian-diksi.html ; diunduh pada12 Oktober2019; 14.00
WIB
diunduh pada 18 Oktober
2019; 23.30 WIB
diunduh pada 18
Oktober 2019; 23.27 WIB
Komentar
Posting Komentar